04
Mei

Menthobi Karyatama Raih Pendapatan Rp1 Triliun Di 2024

 PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), perusahaan perkebunan kelapa sawit, mencatatkan pendapatan yang tumbuh 41,6 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp1,00 triliun pada tahun 2024, dibandingkan senilai Rp710,98 miliar pada tahun 2023.

 

Direktur Keuangan MKTR Wawan Sulistyawan menjelaskan pendapatan perseroan terutama ditopang oleh peningkatan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernell (PK) yang naik signifikan sebesar 18,3 persen dan 24,3 persen.

 

Selain itu, juga ditopang peningkatan volume produksi CPO dan PK yang sebesar 21 persen dan 33,8 persen, seiring Pabrik Kelapa Sawit (PKS) anak upaya ialah PT Khatulistiwa Sinergi Omnidaya (KSO) yang baru diakuisisi pada akhir 2023 sudah mulai beraksi secara penuh pada 2024, ujar Wawan dalam Public Expose di Jakarta, Rabu.

 

Seiring pendapatan itu, perseroan mencatatkan untung upaya yang tumbuh 70 persen (yoy) dari senilai Rp62,679 miliar pada 2023 menjadi Rp106,386 miliar pada 2024, sedangkan untung tahun melangkah sebesar Rp52,2 miliar pada 2024 alias meningkat 1,7 persen (yoy) dibandingkan Rp51,3 miliar pada tahun 2023.

 

Seiring raihan untung itu, perseroan menyepakati pembagian dividen sebesar Rp18,21 miliar alias setara 34,88 persen dari untung tahun melangkah perseroan yang sebesar Rp52,2 miliar pada tahun 2024.

 

Komisaris MKTR Nadhif Kasyvilla menjelaskan perseroan terus memperkuat peran untuk menerapkan best practices agriculture dan prinsip sustainability dengan mendirikan akomodasi produksi Biomass EFB Pellet.

 

Inisiatif perseroan berupa pembuatan bahan bakar pengganti ramah lingkungan dengan bahan baku tandan kosong (tankos) kelapa sawit, yang dilakukan sebagai upaya mewujudkan green industry, sekaligus mendukung transisi daya hijau menuju Net Zero Emission (NZE).

 

“Perseroan sedang menjalankan tahap awal pembangunan akomodasi produksi terbaru Biomass EFB Pellet, yang dijadwalkan commissioning pada akhir 2025,” ujar Nadhif. Ia melanjutkan, upaya ini merupakan tindak lanjut perseroan yang telah mendirikan mini plant dengan kapabilitas produksi 2 ton per hari pada 2024.

 

Dari produksi terbatas pada 2024, perseroan telah menghasilkan produk Biomass EFB Pellet kualitas tinggi dengan kalori tinggi, serta rendah potasium dan klorin sehingga kondusif untuk kebutuhan bahan bakar industri, terutama bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

 

“Pengolahan produk samping kelapa sawit ialah tankos menjadi EFB Pellet ini merupakan corak konsistensi MKTR dalam melakukan penemuan yang berkontribusi positif bagi industri serta mendorong pengembangan transisi daya hijau di Indonesia,” ujar Nadhif.

 

Selain solusi bagi green industry, lanjutnya, penemuan ini juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi perseroan sebagai bagian dari langkah strategis pertumbuhan secara berkepanjangan dan jangka panjang. ”Kami optimistis bahwa keahlian menciptakan nilai tambah dengan penemuan dengan menghasilkan produk ramah lingkungan ini juga bakal memberikan nilai tambah yang positif terhadap aspek upaya perusahaan,” ujar Nadhif.

 

Sebelumnya, perseroan sukses melakukan penemuan dengan meluncurkan GreenGrow yang merupakan merek jual beli pupuk organik dengan anak upaya PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). GreenGrow menjadi pionir pupuk organik berbentuk granul dengan bahan baku tankos yang telah terdaftar serta mempunyai izin edar dari pemerintah, dan telah mengantongi sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian.

 

Direktur Utama MKTR Harry M. Nadir menjelaskan perseroan juga bakal melakukan optimasi aset yang bakal mendorong pertumbuhan keahlian upaya pada 2025, salah satunya akomodasi Kernel Crushing Plant (KCP) yang bakal mulai beraksi penuh pada 2025 setelah diresmikan pada semester II-2024.

 

Ia menjelaskan, akomodasi di KCP bakal memproses inti sawit menjadi minyak inti sawit yang mempunyai nilai jual tinggi, yang mana proses produksi bakal melangkah 24 jam dalam sehari dan ditargetkan mampu menghasilkan sebanyak .400 ton CPKO pada 2025.

 

”Perseroan menetapkan serangkaian strategi terintegrasi untuk memperkuat esensial upaya dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Fokus utama adalah optimasi aset, penemuan produk, serta ekspansi agribisnis berkelanjutan, guna menyongsong pertumbuhan upaya yang konsisten dan berkekuatan saing,” ujar Harry.